PRABOWO PENCULIK BERDARAH DINGIN, TIDAK PANTAS MENJADI PRESIDEN
Mendengar ucapan Budiman Sudjatmiko terkiat pengakuan Prabowo soal isu penculikan aktivis oleh Tim Mawar pada masa lalu menarik perhatian saya untuk menuliskannya. Apalagi ketika eks aktivis 1998 itu menceritakan bahwa Prabowo Subianto **pernah mengaku sudah memulangkan semua aktivis korban penculikan yang terjadi pada 1998 itu.
Anehnya, dalam pengakuan itu Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya tidak mengetahui nasib korban penculikan yang hingga saat ini tidak pernah kembali ke rumah atau masih dinyatakan hilang alias belum jelas nasibnya.
"Ya kenapa tidak? Kenapa tidak kalau suatu saat kita bisa berbicara itu dengan Pak Prabowo? Meskipun saya 2002 sudah tanyakan itu. Saya lupa menyampaikannya (sekitar) 2002 saat saya sama Nezar mewawancara," kata Budiman dalam salah satu program acara.
Bagi saya pengakuan Prabowo, jika benar dia mengaku pernah melakukan itu bersama Tim Mawar bentukannya selaku Komandan Kopassus pada masa itu, sedikitnya ada tiga fakta yang perlu kita pikirkan bersama:
Pertama, jika benar Prabowo pernah mengakui penculikan itu, berarti juga benar memang peristiwa itu melibatkan tim bentukannya, yang berarti atas sepengetahuan, bahkan atas inisiatif Prabowo selaku komandan.
Kedua, adanya penculikan itu menggambarkan adanya sikap atau tindakan pelanggaran HAM atas hak berbicara dan kesempatan hidup bagi para korban, khususnya yang tidak pernah kembali atau masih dinyatakan hilang. Apakah mereka sendiri yang "menghilangkan diri" atau dihilangkan secara paksa alias dihabisi ketika diculik, masih menjadi misteri bagi kita semua.
Ketiga, jika benar pengakuan Prabowo berarti seandainya nanti beliau tak terbendung menjadi RI-1 maka negara ini bisa dalam bahaya. Apa yang pernah terjadi semasa Prabowo menjadi Komandan Kopassus, sangat mungkin cara yang sama dilakukan nantinya kepada siapa pun yang dianggap vokal dalam mengritik atau menyerang kebijakan dan program pemerintah. Para penulis SEWORD bisa jadi akan masuk dalam target operasinya.
Akhirnya, pengakuan bahwa para korban penculikan sudah dikembalikan tapi Prabowo tidak tahu nasib mereka, sekali lagi jika benar omongan itu, berarti Prabowo tipe pemimpin yang suka lepas tangan, sekaligus mudah percaya bisikan circle terdekatnya. Kok aneh benar Prabowo tidak memastikan semua korban itu sudah pulang dengan selamat dan bertemu keluarganya? Pemimpin macam apa itu?
Pantas saja waktu kalah Pilpres dua kali (2014 dan 2019) Prabowo dengan mudah menuduh ini dan itu, karena merasa dirinya menang gara-gara bisikan orang-orang terdekat di koalisinya. Yakin orang model begini dijadikan calon RI-1? Gue sih emoh!
Nah, orang yang pernah terlibat dalam pelanggaran HAM berat seperti ini, memang lebih baik jangan pernah diberi kesempatan buat menjadi RI-1, bahkan menjadi Capres pun sebaiknya tidak. Jadi, mereka yang mendukung Prabowo sepertinya sedang menutup mata terhadap kasus penculikan ini, karena mungkin mata dan nurani mereka sudah tertutup oleh godaan materi atau mungkin mau memanfaatkan Prabowo buat kepentingan pribadi atau kelompoknya.
Comments
Post a Comment