PRABOWO KEMBALI HALALKAN SEGALA CARA UNTUK BERKUASA
Mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Hari Hariyanto menyesalkan, pertemuan rekannya Budiman Sudjatmiko dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, beberapa waktu lalu.
Ia kecewa, Budiman yang dianggap sebagai aktivis reformasi justru memilih ingin mendukung Prabowo yang kental dengan orde baru.
"Itu sangat mengecewakan dan kami hari ini ingin mengembalikan marwah aktivis. Karena sekarang aktivis tidak ada bedanya dengan politikus, bisa menghalalkan segala cara, termasuk meniadakan masa lalu," kata Petrus di kantor YLBHI, Jakarta, Kamis (27/7).
Ia menyesalkan, Budiman yang disimbolkan sebagai aktivis perlawanan rezim Orde Baru, justru malah memilih untuk memuji Prabowo. Padahal, banyak rekannya hilang jelang masa reformasi.
"Kami punya utang mengungkap masa lalu, termasuk kasus penculikan dan kami berutang pada masa depan, masa depan Indonesia yang beradab, yang menghargai HAM, yang menghargai kemanusiaan," ucap Petrus.
Ia juga mengingatkan, Budiman seharusnya mempunyai moral untuk tidak menggadaikan perjuangannya pada masa lalu. Ia menyebut, semua aktivis HAM kecewa dengan langkah Budiman.
"Kami ingin mengembalikan martabat aktivis, bahwa aktivis masih punya moral, masih punya kepeduliaan, masih punya hati nurani, masih tidak ingin menghalalkan segala cara dan yang terpenting kita akan menolak, tolak politik impunitas," tegas Petrus.
Sebelumnya, Budiman Sudjatmiko menyambangi Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di kediamannya di Kertanegara Nomoe 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam. Budiman membuka sinyal memberi dukungan kepada Prabowo Subianto.
Menurutnya, 'kapal besar' Indonesia butuh dikayuh oleh sosok terbaik bangsa yang paham strategi, geopolitik maupun sejarah. "Kapal Indonesia harus dikayuh oleh orang yang paham strategi, paham geopolitik, paham sejarah," ucap Budiman selepas pertenuan.
Budiman mengungkapkan, dirinya dengan Prabowo saling bertukar pandangan terkait isu-isu dan tantangan global yang harus diwaspadai oleh Indonesia. Menurutnya, dinamika keamanan yang terus berubah, membuat Indonesia harus siap menghadapi berbagai krisis yang kini melanda beberapa negara lain, seperti krisis perang dan kesehatan.
"Ini bangsa harus diselamatkan, kita sedang hadapi krisis perang, menghadapi krisis kesehatan, situasinya sudah berubah," ujar Budiman.
Karena itu, lanjut Budiman, peran pemimpin sebagai nahkoda sangat penting untuk membawa rakyat menuju kemakmuran sekaligus memelihara persaudaraan bangsa.
"Karena Indonesia merupakan kapal besar, bukan panggung entertainment saja," pungkas Budiman.
Comments
Post a Comment