PENGAMAT NILAI KOALISI BESAR PRABOWO BELUM TENTU MENJAMIN KEMENANGAN
Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion, Dedi Kurnia Syah mengatakan, besarnya kursi parlemen yang dikuasai koalisi pendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto belum tentu menjamin kemenangan di pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
Untuk diketahui, koalisi pendukung Prabowo terdiri dari Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Amanat Nasional (PAN) yang menguasai sekitar 46 persen kursi di DPR.
"Dari komposisi koalisi mesin parpol, Prabowo memang potensial unggul cukup jauh, tetapi situasi itu belum tentu membuat Prabowo mudah memenangi kontestasi. Apalagi, dalam satu putaran," kata Dedi saat dihubungi Kompas.com, Senin (14/8/2023).
Dedi mengatakan, hasil survei menunjukkan bahwa pemilih di Indonesia cenderung menjatuhkan pilihannya berdasarkan ketokohan calon presiden, bukan karena partai pengusungnya.
Menurutnya, hal itu disebabkan oleh minimnya kepercayaan publik terhadap partai politik (parpol).
"Sehingga akan lebih banyak orang yang memilih secara langsung pada orang, bukan partai. Untuk itu, koalisi besar tidak menjamin mendapat suara bulat suara parlemen," ujar Dedi.
Ia mengungkapkan, jika tokoh yang bersaing dalam Pilpres punya karisma dan popularitas setara, gerakan mesin partai pun akan semakin sulit mendominasi.
"Hanya partai yang teruji soliditasnya yang bisa dijadikan rujukan, sejauh ini partai demikian itu baru terlihat di PDI-P dan PKS," katanya.
Oleh sebab itu, Dedi menilai, Ganjar Pranowo dan Anies Baswedan masih punya peluang untuk memenangkan Pilpres, meski koalisinya tak segemuk koalisi Prabowo.
"Utamanya Anies karena suara yang disasar Anies hanya kelompok kontra pemerintah, Anies tidak miliki rivalitas dalam hal ceruk suara utama. Tetapi, Ganjar justru akan dibuat sulit bergerak mengingat mereka berbagi ceruk serupa dengan Prabowo," ujar Dedi.
Untuk diketahui, koalisi pendukung Prabowo kini beranggotakan empat partai politik parlemen, yakni Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, dan PAN.
Koalisi tersebut dideklarasikan oleh empat ketua umum partai politik tersebut pada Minggu (13/8/2023) kemarin.
Sementara itu, pendukung Ganjar terdiri dari dua partai parlemen, yakni PDI-P dan PPP. Ditambah partai di luar parlemen, Hanura, Perindo, dan Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Kemudian, Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan diisi tiga partai parlemen, yakni Partai Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Comments
Post a Comment