PENCULIK BERTOPENG GEMOY! PRABOWO ANCAMAN SERIUS BAGI DEMOKRASI

Prabowo Subianto adalah ancaman bagi masa depan Indonesia. Dengan rekam jejak masa lalunya, Prabowo Subianto tidak bisa dianggap baik-baik saja jika memimpin Indonesia ke depan. Immanuel Kant pernah mengatakan dalam lima prinsip universal atau transendental dalam memilih pemimpin, salah satunya adalah harus melihat rekam jejaknya.

“Jika ingin memilih pemimpin, jangan lihat masa depannya, tapi lihatlah masa lalunya atau rekam jejaknya”.

Berbicara masa lalu, Prabowo Subianto memiliki banyak sejarah kelam. Pertama, pengkhianatan. Jangan lupa, bagaimana Prabowo Subianto mengkhianati mertuanya sendiri, Presiden Soeharto. Padahal, dia menjadi Danjen Kopassus tidak lepas dari andil Soeharto.

Jadi, jangan dikira bahwa Prabowo Subianto tidak akan mengkhianati Jokowi jika menang nanti dalam Pemilu Presiden.

“Soeharto saat itu kekuasaannya sedang lumpuh. Jokowi nanti tidak lagi menjadi Presiden dan berkuasa seperti saat ini. Jadi potensi pengkhianatan akan terjadi. Apalagi Prabowo punya partai dengan suara besar, sedangkan Jokowi tidak”.

Kedua, ingat peristiwa 1998, dimana puluhan ribu masyarakat non pribumi terancam hartanya hingga jiwanya akibat ulah operasi “tim mawar” kala itu. Jadi, para pengusaha non pribumi yang saat ini membantu Prabowo, jangan dipikir bahwa Prabowo akan bersikap baik kepada Anda saat dia berkuasa. Jangan lupakan nyawa ribuan non pribumi yang melayang saat 1998.

Patut diingat, jika saat ini pengusaha nonpribumi membantu Prabowo karena perintah Jokowi. Nanti, yang menjadi Presiden adalah Prabowo dan bukan Jokowi lagi. Ini patut diingat betul.

Banyak lagi potensi bahaya dan ancaman lainnya jika Prabowo Subianto memimpin negeri ini. Gibran hanyalah wakil presiden atau “ban serep” bagi Presiden yang secara konstitusi tidak memiliki kendali terhadap pemerintahan dan kebijakan strategis.

Sebuah buku yang mendokumentasikan jejak hitam Prabowo Subianto dalam berbagai kasus pelanggaran HAM diluncurkan di Jakarta, Minggu, 10 Desember 2023 lalu, bertepatan dengan Hari HAM Internasional.

Peluncuran “Buku Hitam Prabowo Subianto” pada momen Hari HAM, menurut penulisnya, Azwar Furgudyama, memberi harapan agar kasus-kasus pelanggaran HAM, terkhusus yang melibatkan Prabowo tidak terulang kembali.

“Pelanggaran HAM adalah soal serius dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena bertalian dengan hak asasi warga untuk bisa hidup aman, terbebas dari berbagai bentuk kekerasan, intimidasi, represi, termasuk penculikan yang pernah menjadi bagian dari sejarah kelam reformasi 98,” ujar aktivis Gerak 98 ini.

Terdiri dari tujuh bab, bagian awal buku ini mengulas penculikan aktivis, kerusuhan Mei 1998 dan bagaimana dugaan keterlibatan Prabowo, upaya Prabowo melakukan ‘kudeta’ terhadap Presiden B.J Habibie serta jejak kelamnya di Timor-Leste dan Papua.

Buku ini juga mengelaborasi mengapa Prabowo menjadi ancaman bagi masa depan demokrasi Indonesia dan apa yang sedang dipertaruhkan jika ia menjadi presiden. 

Comments

Popular posts from this blog

MAHASISWA KHAWATIR ORBA BANGKIT JIKA PRABOWO JADI PRESIDEN. TANDA-TANDANYA SUDAH NAMPAK!

SALAH GUNAKAN KEKUASAAN! PRABOWO JADIKAN PROYEK PEMBANGUNAN SUMUR BOR UNTUK KAMPANYE

ANIES DAN GANJAR KOMPAK KEROYOK PRABOWO SOAL PERTAHANAN RI